Desain grafis adalah suatu bentuk komunikasi visual yang
menggunakan gambaruntuk menyampaikan informasi atau pesan seefektif mungkin.
Dalam disain grafis, teks juga dianggap gambar karena merupakan hasil abstraksi
simbol-simbol yang bisa dibunyikan. disain grafis diterapkan dalam disain
komunikasi dan fine art. Seperti jenis disain lainnya, disain grafis dapat
merujuk kepada proses pembuatan, metoda merancang, produk yang dihasilkan
(rancangan), atau pun disiplin ilmu yang digunakan (disain).
Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
point 1.1-1.3
Seni disain grafis mencakup kemampuan kognitif dan keterampilan visual, termasuk di dalamnya tipografi, ilustrasi, fotografi, pengolahan gambar, dan tata letak.
point 1.1-1.3
Munculnya
percetakan,industri desain serta perkembangan pada abad 20
Sejarah desain grafis dapat ditelusuri dari jejak
peninggalan manusia dalam bentuk lambang-lambang grafis (sign & simbol)
yang berwujud gambar (pictograf) atau tulisan (ideograf). Gambar mendahului
tulisan karena gambar dianggap lebih bersifat langsung dan ekspresif, dengan
dasar acuan alam (flora, fauna,landscape dan lain-lain). Belum ada yang tahu
pasti sejak kapan manusia memulai menggunakan gambar sebagai media
komunikasi.
Pada manusia primitif sudah menggunakan coretan gambar
di dinding gua untuk kegiatan berburu binatang. Contohnya seperti yang
ditemukan di dinding gua Lascaux, Perancis. Lambang/ aksara sebagai alat
komunikasi diawali oleh bangsa Punesia (+ 1000 tahun SM), yang saat itu
menggunakan bentuk 22 huruf. Kemudian disempurnakan oleh bangsa Yunani (+ 400
tahun SM) antara lain dengan mengubah 5 huruf menjadi huruf hidup. Kejayaan
kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukkan Yunani, membawa
peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikannya kesusasteraan,
kesenian, agama, serta alfabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya
bangsa Romawi menetapkan alfabet dari Yunani tersebut menjadi 21 huruf : A, B,
C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, V, dan X, kemudian huruf Y
dan Z ditambahkan dalam alfabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal
dari bahasa Yunani. Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad
pertengahan sehingga jumlah keseluruhan alfabet Latin menjadi 26.
Kata Desain Grafis pertama kali digunakan pada tahun 1922 di
sebuah esai berjudul New Kind of Printing Calls for New Design yang ditulis
oleh William Addison Dwiggins, seorang desainer buku Amerika.
Raffe's Graphic Design, yang diterbitkan pada tahun 1927,
dianggap sebagai buku pertama yang menggunakan istilah Desain Grafis pada
judulnya The signage in the London Underground adalah contoh desain klasik pada
abad modern yang menggunakan jenis huruf yang dirancang oleh Edward Johnston
pada tahun 1916.
Pada tahun 1920, Aliran konstuktivisme di Uni Soviet melihat
seni yang berorientasi individu tidak ada gunanya bagi Rusia dan membuat
sesuatu yang dapat diterapkan di dunia nyata. Mereka mendesain bangunan,
perangkat teater, poster, kain, pakaian, perabot, logo, menu, dll.
Jan Tschichold merumuskan prinsip-prinsip dasar tipografi
modern pada tahun 1928 dalam bukunya yang berjudul New Typography. Tschichold,
Bauhaus,Herbert Bayer and Laszlo Moholy-Nagy, and El Lissitzky adalah
tipografer yang berpengaruh besar dalam ilmu desain grafis yang kita kenal
sekarang ini. Mereka mempelopori teknik produksi yang digunakan sepanjang abad
ke 20. Pada tahun-tahun berikutnya desain grafis mendapat banyak pengakuan dan
mulai banyak diterapkan. Pasca Perang Dunia II, kebutuhan akan desain grafis
meningkat pesat, terutama untuk periklanan dan kemasan produk. Perpindahan
Sekolah Bauhaus dari Jerman ke Chicago pada tahun 1937 membawa pengaruh besar
pada desain di Amerika. Nama- nama yang terkenal diantaranya Adrian
Frutiger(desainer jenis huruf Univers dan Frutiger), Paul Rand(yang dari akhir
1930-an sampai kematiannya pada tahun 1996 menggunakan prinsip Bauhaus dan
menerapkannya padaiklan dan desain logo.
Pada tahun 1447, Johannes Gutenberg (1398-1468) menemukan
teknologi mesin cetak yang bisa digerakkan dengan model tekanan menyerupai
disain yang digunakan di Rhineland, Jerman, untuk menghasilkan anggur. Ini
adalah suatu pengembangan revolusioner yang memungkinkan produksi buku secara
massal dengan biaya rendah, yang menjadi bagian dari ledakan informasi pada
masa kebangkitan kembali Eropa. Tahun 1450 Guterberg bekerjasama dengan
pedagang dan pemodal Johannes Fust, dibantu oleh Peter Schoffer ia mencetak
“Latin Bible” atau disebut “Guterberg Bible”, “Mararin Bible” atau “42 line Bible”
yang diselesaikanya pada tahun 1456. Temuan Gutenberg tersebut telah mendukung
perkembangan seni ilustrasi di Jerman terutama untuk hiasan buku. Pada masa itu
juga berkembang corak huruf (tipografi). Ilustrasi pada masa itu cenderung
realis dan tidak banyak icon. Seniman besarnya antara lain Lucas Cranach dengan
karyanya “Where of Babilon”
Pada perkembangan berikutnya, Aloys Senefelder (1771-1834)
menemukan teknik cetak Lithografi. Berbeda dengan mesin cetak Guterberg yang
memanfaatkan tehnik cetak tinggi, teknik cetak lithografi menggunakan tehnik
cetak datar yang memanfaatkan prinsip saling tolak antara air dengan minyak.
Nama lithografi tersebut dari master cetak yang menggunakan media batu litho.
Tehnik ini memungkinkan untuk melakukan penggambaran secara lebih leluasa dalam
bentuk blok-blok serta ukuran besar, juga memungkinkan dilakukannya pemisahan
warna. Sehingga masa ini mendukung pesatnya perkembangan seni poster. Masa
keemasan ini disebu-sebut sebagai “The Golden Age of The Poster”. Tokoh-tokoh
seni poster tehnik lithogafi (1836-1893) antara lain Jules Cheret dengan karya
besarnya “Eldorado: Penari Riang” (1898), “La Loie Fuller: Penari Fuller”
(1897), “Quinquina Dubonnet” (1896), “Enu des Sirenes” (1899). Tokoh-tokoh
lainya antara lain Henri de Toulouse Lautrec dan Eugene.
pola kerja di lingkungan grafis yang berubah sampai dekade
akhir Abad 19 mengarah kepada pola baru automasi dan spesialisasi. Desainer
tidak lagi berkonsentrasi penuh kepada seluruh rangkaian proses cetak, mulai
dari gagasan sampai dengan produk akhir. Spesialisasi seperti type
designer,type founders, type setter, paper makers, printer,binders dan publisher mulai
dikerjakan oleh orang yang berbeda-beda. Teknologi bergerak dari manual kepada
automasi, dari teknik monochrom kepada warna, dari skala kecil menjadi skala
besar dengan pasar yang lebih luas (Bob Cotton, 1990:15). Masa ini dapat
disebut dengan masa industrialisasi grafis karena perpindahan dari pola kerja
manual menjadi pola kerja otomatis yang terspesialisasi. Percetakan pada akhir
Abad 19 bercirikan produkksi dalam volume besar namun berkualitas rendah atau
volume terbatas tetapi berkualitas tinggi. Tidak sampai tahun 1880, perbedaan
area pasar di atas saling mempengaruhi satu sama lain. Terlebih ketika pendidikan
mulai menjadi hak universal permintaan akan bahan-bahan cetak meningkat tajam.
Ciri lain ditandai munculnya poster-poster besar penuh warna di banyak kota
besar di Eropa dan Amerika pada tahun tersebut. Dalam hampir dua dekade ini
teknologi komputer telah mempengaruhi perkembangan desain secara umum, dan
desain grafis secara khusus. Secara perlahan dan hampir tidak terbatas,
teknologi yang satu ini mendorong terjadinya banyak perubahan dalam desain
grafis. Bila Anda masih mempunyai majalah, kemasan produk, atau iklan yang
dikeluarkan sekitar enam puluhan, cobalah amati dan bandingkan dengan produk
sejenis yang keluar sekitar dua dasawarsa terakhir, Perubahan telah terjadi di
sana-sini. Sangat jarang kita temui iklan dengan gambar outline dan back ground
satau warna primer seperti yang sering muncul di iklan-iklan cetak enam
puluhan. Halaman-halamn majalah kini menjadi begitu berwarna dengan model,
warna-warna, komposisi yang terasa begitu nyata.
Perubahan tampilan ini sesungguhnya mencerminkan terjadinya
pergeseran dalam pola komunikasi visual masyarakat kontemporer. Hal tersebut
mengisyaratkan bahwa masyarakat konsumen kini tidak tertarik dengan produk yang
hanya terdiri dari beberapa warna, komposisi simetris sederhana, atau
konfigurasi teks dan gambar yang biasa. Masyarakat membutuhkan lebih dari yang
demikian. Masyarakt kita cenderung lebih tertarik terhadap majalah yang penuh
tampilan visual. Treatment warna dan komposisi yang sederhana secara visual
kini tidak lagi cukup memnacing perhatian mereka. Salah satu faktor yang sangat
terkait adalah perkembangan teknologi digital yang melahirkan Computer
Generated Image atau yang secara umum disebut komputer grafis. Komputer
yang telah menjadi teman sejak sekitar 80-an ketika budaya massal kita muncul
adalah sebuah magnet besar yang begitu mempesona. Bukan hanya bagi
bidang-bidang ilmu pasti, tapi juga bagi dunia desain grafis. Hal ini
setidaknya sangat terasa setelah dua orang praktisi desain grafis Amerika,
Zuzana Licko dan Rudy Vanderlans bereksperimen dengan komputer Macintoshdan
melahirkan huruf-huruf yang dipromosikan dan didistribusikan melalui majalah
Emigre, yang juga dikelola oleh kedua orang ini, telah membuka mata para
desainer di seluruh dunia bahwa kotak masif itu sesungguhnya juga sebuah kawasan
yang eksotik dan menantang untuk dieksplorasi. Proses perancangan yang sangat
mengandalkan keterampilan manual, dengan adanya teknologi ini tiba-tiba terasa
menjadi begitu ‘klasik’.
sumber :
http://nurrahmanp.blogspot.com/2013/10/sejarah-dan-perkembangan-desain-grafik.html
http://yogahoho.wordpress.com/2012/11/16/perkembangan-desain-grafis-di-media-2/
wikipedia.com
No comments:
Post a Comment